PERSONALITY
Personality atau kepribadian adalah sekumpulan sifat-sifat
(trait) yang dimiliki individu yang mana sifat-sifat tersebut selanjutnya akan
nampak atau manifes dalam bentuk perilaku.
Ada banyak tokoh atau aliran psikologi yang mencoba
untuk menjelaskan arti kepribadian, strukturnya, dinamikanya, perkembangannya,
serta macam atau tipenya. Adapun tokoh atau aliran tersebut adalah sbb :
1.
Freud (Aliran
Psikonalisa)
Menurut Freud struktur kepribadian ada 3
macam, yang mana dinamika dan perkembangan kepribadian ditentukan hasil kerja
atau berfungsi tidaknya ketiga struktur kepribadian tersebut.
Adapun stuktur kepribadian yang dimaksud
sbb :
a.
ID
Merupakan
kekuatan (daya) hidup yang berwujud nafsu atau instink, yang merupakan sumber
dari segala sumber energi psikis.
ID merupakan
salah satu aspek konasi dalam jiwa yang sifatnya bawaan kodrati/ instinktif.
Freud tidak
menerangkan bagaimana perubahan energi biologis ke energi psikis ini. Menurut
Freud nafsu-nafsu yang terdapat pada lapisan ketidaksadaran ini selalu berusaha
untuk mendapatkan kepuasan dan menghindari segala yang tidak menyenangkan/
ketegangan.
Jalan yang
ditempuh ID untuk mendapatkan kepuasan adalah dengan cara:
Ø
Gerakan Refleks
Ø
Proses Primer (Berkhayal
atau Fanasi)
Cara ini sesungguhnys tidsk menghilangkan
ketegangan jiwa akibat obyek tidak ditemulan, melainkan hanya mengurangi
ketegangan.
b.
EGO
Adalah struktur
kepribadian yang terbentuk dari interaksi antar faktor kematangan dan bawaan
dengan faktor lingkungan.
Fungsi EGO
adalah mengatur ID untuk mencari obyek pemuas.
EGO dalam
menjalankan fungsinya menggunakan prinsip Realita atau kenyataan.
Artinya memandu menunda kepuasan nafsu, maka EGO harus mampu menahan ketegangan
sampai obyek pemuas didapatkan. Artinya EGO mengatur ID dalam mendapatkan kepuasan
sesuai dengan kenyataan yang ada dalam dunia obyektif.
Jalan yang
ditempuh EGO untuk menjalankan fungsinya adalah :
Ø
Proses Sekunder
Yaitu berfikir dan menimbang-nimbang, mencari
cara untuk mendapatkan obyek atau bentuk-bentuk kepuasan sesuai dengan
kenyataan.
c.
SUPER EGO
Adalah struktur
kepribadian yang terbentuk melalui pendidikan tentang norma-norma masyarakat,
keluarga, agama, adat istiadat, atau kenyakinan yang bersifat mulia menuju
kesempurnaan hidup.
Artinya SUPER
EGO memberi pertimbangan kepada ID apakah dorongan itu baik atau buruk, benar
atau salah, haram atau halal, mulia atau hina, benar atau salah, pantas atau
tidak pantas, dsb.
Bila dorongan
ID dinilai SUPER EGO baik, benar, halal, mulia, atau pantas maka ID tersebut
diijinkan keluar oleh SUPER EGO untuk manifes dalam alam kesadaran dalam bentuk
tingkah laku.
Menurut Freud
ada 2 macam aspek SUPER EGO yaitu
1)
EGO IDEAL
Yaitu gambaran tentang hal-hal yang baik.
2)
CONCIENCE
Yaitu gambaran tentang hal-hal yang jelek.
Jalan yang
ditempuh SUPER EGO untuk menjalankan fungsinya adalah sbb :
·
Mencegah impuls yang
manifestasinya melangggar norma-norma masyarakat (terutama dorongan seksual dan
agresi).
·
Berjuang menuju kearah
kesempurnaan hidup.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Dinamika kepribadian menentukan perkembangan
kepribadian individu. Dinamika kepribadian ditentukan oleh 3 komponen jiwa
yaitu ID, EGO, dan SUPER EGO. Manusia berbuat atau bertingkah laku karena
mempunyai daya atau pendorong untuk berbuat yang berupa nafsu-nafsu (ID), yang
selanjutnya ditentukan oleh EGO dan SUPER EGO dalam menguasai dan memperlakukan
nafsu-nafsu itu.
Bila fungsi ID, EGO, dan SUPER EGO
seimbang maka terbentuklah kepribadian yang matang, sebaliknya bila tidak
seimbang maka terbentuklah kepribadian yang menyimpang.
Ada beberapa macam kondisi kemungkinan
ketidakseimbangan fungsi itu yaitu :
1)
ID selalu ditekan ke
alam bawah sadar
Bila hal itu
dilakukan oleh EGO, dengan alasan obyek pemuas tidak ada atau sulit untuk
mendapatkannya maka akan menimbulkan perasaan frustasi, kecemasan, ketakutan,
kesedihan, konflik, marah dll. Bila hal ini berlangsung dalam waktu lama maka
menimbulkan sbb :
J
Psikoneurosa
yang meliputi:
Ä
Somatoform (Bentuk Gangguan
Fisik)
Ø
Somatosasi (Psikosomatis)
Gangguan somatis yang disebabkan karena
faktor kejiwaan, bukan akibat infeksi kuman atau degeneratif organ tubuh.
Gangguan somatis ini meliputi gangguan fungsi kelenjar endokrin, eksokrin, dan
otot persaraf otonom. Bentuk gangguan itu dapat terlihat dari gangguan : sakit
maag, tekanan darah, kadar gula naik, diare, gangguan kesuburan dll. Penanganan
somatisasi ini dengan obat dan diteruskan dengan psikoterapi oleh psikolog.
Ø
Histeria
Semacam bentuk kepura-puraan tanpa
disadari, tujuannya mencari perhatian atau agar dimaklumi bila tidak
melaksanakan tanggung jawab, manifestasinya dalam bentuk gangguan fungsi tubuh
namun bila diperiksa secara medis tidak ada satupun jaringan yang rusak.
Contoh :
Mahasiswi yang manja ketika harus
mengikuti acara ospek tiba-tiba pingsan. Dengan pinsan menghindari tugas-tugas
atau menghindari mengikuti acara-acara ospek.
Ø
Neurastenia
Marasa loyo, tidak bisa bangun, tidak
bertenaga, sakit diseluruh persendian, lemah, padahal dari hasil pemeriksaan
medis tidak ditemukan gangguan apapun. Tujuan Neurastenia sebenarnya sana
dengan tujuan histeria.
Ø
Hipokondria
Merasa menderita penyakit yang hebat.
Namun sesungguhnya dari hasil pemeriksaan medis tidak ada gangguan apaupun.
Ø
Psikalgia
Merasa sakit atau nyeri yang luar biasa,
namun sesungguhnya tingkat kenyeriannya tidak seberapa. Jadi ada kesan dihebat-hebatkan.
Ä
Phobia
Ketakutan yang amat sangat dan irrasional
(tidak masuk akal) terhadap obyek, benda, situasi tertentu.
Contoh :
Seorang gadis takut bayi, seorang remaja
takut pisang, takut ketinggian, takut tempat tertutup, takut kegelapan, dll.
Ä
Obsesi
Suatu pikiran yang muncul berulang-ulang,
tidak mengenal tempat dan waktu, dan bahkan individu tidak menghendaki
munculnya pikiran tersebut. Isi pikiran tersebut bisa berupa perintah,
informasi, ide, tuduhan, atau tuntutan. Bisa juga isi pikiran berupa masalah
seks, alat kelamin, rancangan, dll. Bila individu tidak dapat mengendalikan
obsesi berupa perintah, tuntutan, ide atau tuduhan sehingga manifes dalam
bentuk tingkah laku, maka disebut Obsesi-Kumpulsi.
Ä
Tingkah Laku Stereotipe
Yaitu gerakan yang berulang-ulang
sebenarnya merupakan kebiasaan untuk menggerakkan secara sengaja bagian tubuh
yang mampu bergerak untuk mendapatkan kelegaan. Karena suatu kebiasaan seperti
otomatis, begitu individu tegang maka yang dia butuh kelegaan dengan cara
melakukan gerakan yang biasa dilakukan.
Adapun macam tingkah laku Stereotipe
tersebut adalah
Ø
Tics
Menggerakkan otot facial
Ø
Motorik
Tangan, kaki, pundak, dsb secara berulang.
Ø
Verbal
Latah yaitu mengucapkan secara
berulang-ulang kata-kata tertentu
J
Gangguan Penyesuaian
Gangguan penyesuaian ada 2 yaitu :
è
Stress
Yaitu perasaan tertekan, biasanya akibat
adanya beban tugas yang banyak sementara waktu penyelesaian yang disediakan
sangat terbatas. Aspek jiwa yang terganggu maliputi : kognisi (gangguan konsentrasi,
berpikir, memecahkan masalah, membuat konsep, mengingat kembali, mengambil
keputusan dll.). Juga aspek Afeksi (sedih, marah, jengkel, takut, cemas dll.).
è
Depresi
Yaitu merasa paling tidak beruntung,
paling malang, jatuh harga dirinya, malu luar biasa, merasa tidak berguna.
Aspek jiwa yang terganggu meliputi :
kognisi, afeksi, dan konasi. Jadi penderita depresi tidak mempunyai dorongan,
semangat, motifasi, malas, putus asa. Misalnya : nafsu makan hilang, malas
ketemu orang, malas ngomong, malas mandi, dan paling puncak malas hidup atau
putus asa sehingga ada keinginan bunuh diri.
J
Mekanisme Pertanhanan
EGO
Ä
Fiksasi
Berhenti pada satu tahap perkembangan
tertentu, tanpa ada motivasi untuk meranjak ke tahap perkembangan selanjutnya
walaupun usianya sudah memasuki berkembangan selanjutnya.
Misalnya :
Orang usia 35 tahun ingin tetap seperti
remaja, sehingga dandannya masih eksentrik, masih suka kelayapan, cangkrukan,
minta pada orang tua dll.
Ä
Regresi
Mundur atau turun ke tahap perkembangan
sebelumnya. Padahal sudah dapat melampui tahap-tahap perkembangannya dengan
sukses.
Misalnya :
Remaja putus cinta, tingkah lakunya
menjadi seperti anak kecil lagi. Menangis sambil berguling-guling, menghisap
ibu jari, dan bahkan mungkin ngompol lagi.
Ä
Proyeksi
Melemparkan kegagalan, kesalahan,
keinginan jelek kepada orang lain.
Misalnya :
Seorang pria yang gagal mendapatkan cinta
seorang gadis,maka ketika terpojok secara spontan bercerita seolah-olah yang
gagal mendapatkan cintanya adalah gadis tersebut
Ä
Rasionalisasi
Memberi alasan yang sifatnya spontan tanpa
direncanakan yang mana alasan tersebut seolah-olah masuk akal. Namun bila
dicermati sesungguhnya alasan tersebut bertentangan dengan motif perbuatannya.
Misalnya :
Seorang remaja yang gagal lulus tes UMPTN,
ketka ditanya tentang kegagalan secara tiba-tiba maka secara spontan memberi
alasan karena tidak suka fakultas yang dipilih, semua itu karena orang tua,
keluarga, dsb. Padahal sejak kelas satu SMU sudah ikut bimbingan belajar dengan
serius, belajar soal-soal tes sesuai dengan jurusan yang dipilih dsb.
Bila hal ini
yang selalu menekan adalah SUPER EGO, dengan alasan dorongan tidak sesuai
dengan norma-norma masyarakat, keluarga, agama, adat, dan sbb., maka akan
terjadi komplek terdesak :
·
Mimpi buruk
·
Somnabolisme
Tidur sambil berjalan, melakukan
aktivitas, bahkan mungkin keluar rumah.
·
Salah aktivitas
·
Salah ucap
2)
ID dibelokkan
Alasan EGO
membelokkan karena obyek tidak ada, sehingga perlu mengganti dengan obyek lain.
Sedangkan alasan SUPER EGO dorongan ID sesuai norma sehingga manifestasinya
harus diganti dalam wujud lain agar diterima oleh masyarakat, keluarga, adat, dan
agama atau dalam wujud yang lebih mulia.
Hal tersebut
menyebabkan terjadinya :
Ä
Sublimasi
Yaitu menyalurkan dorongan dalam tingkah
laku yang dapat diterima oleh masyarakat.
Misalnya :
Orang yang mempunyai dorongan agresi yang
tinggi, memilih karir sebagai petinju.
Ä
Identifikasi
Meniru tingkah laku orang menjadi sumber
permasalada kemurahan atau ketegangan jiwanya, dengan harapan ada kemurahan
hati sehingga ID dapat memperoleh obyek pemuas.
Ä
Fantasi
Yaitu memperoleh kepuasan dengan melamun
atau membayangkan.
Misalnya :
Seorang mahasisiwa yang mengikutu kuliah
sejak pagi namun belum sarapan sehingga lapar, sementara tidak ada makanan maka
dia membayangkan makan bakso dan minum es degan.
Ä
Pembentukan Reaksi
Yaitu perilaku untuk menutupi impuls atau
dorongan yang menimbulkan kecemasan dengan menonjolkan dorongan yang berlawanan
dengan kata hatinya.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak suka pada
seorang dosen, maka ketika ketemu justru dia menawarkan jasa kebaikan untuk
membawakan tasnya, memarkirkan sepedah motornya, dll.
Ä
Displascement
Mengganti obyek pemuas dengan uang
lainnya.
Misalnya :
Seorang gadis yang patah hati, memilih
menjadi biarawati. Dia menggantikan obyek cintanya dari pria kemasyarakat
agamanya.
3)
ID dibiarkan
semaunya
Karena EGO dan
SUPER EGO tidak berfungsi. ID seenaknya keluar ke alam kesadaran tanpakontrol
atau arahan dari EGO dan SUPER EGO.
ü
Bila yang membiarkan EGO
Maka akan menyebabkan kepribadian yang
IN-Adequat atau tidak matang.
Ciri-ciri kepribadian IN-Adequat antara
lain :
Ø
Mudah berubah-ubah (tidak
tetap pendirian)
Ø
Mudah dipengaruhi orang
lain
Ø
Tidak dapat mempertahankan
motivasi
Ø
Impuls
Ø
Malakukan kejahatan
kacil-kecilan
Ø
Emosi tidak stabil
Ø
Seolah-olah lemah mental
ü
Bila yang mebiarkan adalah
SUPER EGO,
Maka akan menyebabkan :
Ö
Tingkah laku Phatologis
Ø
Penjudi
Ø
Pecandu
Ø
Pemabuk
Ø
Prostitusi/ peraturan
Ø
Gelandangan
Ö
Tingkah laku Kriminal
Ø
Pembunuh
Ø
Pencuri
Ø
Perampok
Ø
Pemerkosa
Ö
Tingkah laku Antisosial
Ø
Berkelahi/ tawuran
Ø
Propokator
Ø
Pembuat keonaran
Ø
Anti kempanan (coret-coret,
merusak taman, merusak sarana umum, dll.)
Ø
Pelecehan seksual
1)
Memandang/ milirik dengan
sifat yang menggoda
2)
Komentar/ verbal yang
sifatnya cabul
3)
Upaya-upaya curi-curi kesempatan
untuk menyentuh
4)
Kencan memaksa
5)
Peluk, cium secara paksa
6)
Ajakan berbuat mesum
7)
Upaya bersentuhan badan
(pemerkosaan)
Ö
Gangguan Psikoseksual
Ø
Pedopilia
Terangang secara seksual kepada obyek
anak-anak kecil, bukan kepada orang dewasa atau remaja.
Ø
Bestility
Bersetubuh dengan patner binatang.
Ø
Veweurisme
Suka mengintip atau melihat orang
telanjang atau orang sedang melakukan hubungan seksual.
Ø
Transeksual
Merasa menjadi jenis kelamin yang lain
(waria).
Ø
Transvishisme
Terangsang secara seksual bila mengenakan atribut
lawan jenis misalnya dasternya, jepit rambut, celana dalam, BH, dll.
Ø
Sadisme
Terangsang secara seksual bila menyakiti
patner seksual. Menyakiti dalam bentuk verbal maupun fisik.
Ø
Masokhisme
Terangsang secara seksual bila disakiti
patner seksualnya.
Ø
Homoseksual/ Lesbian
Tertarik secara seksual kepada jenis
kelamin yang sama dengan dirinya.
Ø
Hiperseks/ Nempho Maniak
Aspirasi seks yang berlebihan.
Ø
Fetishisme
Terangsang bila memiliki atribut erotisme
lawan jenis, biasany suka mencuri celana dalam, BH, baju dalam, dll.
Ø
dll
2.
Adlre & Kunkle
(Individual Psikologi)
Menurut Adler kepribadian seseorang
berkembang dimulai dari “konsep diri”. Konsep diri adalah gambaran seseorang
tentang dirinya sebagai hasil usaha membandingkan dengan orang lain.
Konsep diri ada 3 macam :
a.
Menempatkan diri lebih
tinggi dibandingkan orang lain.
Bila individu
mempunyai konsep diri seperti ini maka dia cenderung mempunyai perasaan “lebih”
dibandingkan orang lain atau disebut perasaan “superior”. Manifestasi
hebat over confident (terlalu percaya diri), meremehkan orang lain, menang
sendiri, tidak mau menerima pendapat orang lain, dll.
b.
Menempatkan diri sama atau
sejajar dengan orang lain.
Bila individu
mempunyai konsep diri seperti ini maka dia cenderung mempunyai perasaan “sama”
dengan orang lain. Individu merasa kalau orang mampu pasti dirinya juga mampu,
bila banyak orang tidak mampu maka dia merasa wajar bila juga tidak mampu.
Manifestasi perasaan “sama” tersebut antara lain : cukup percaya diri,
menghargai orang lain, menghormati orang lain, mempunyai perasaan empati, dapat
menerima pendapat orang lain, cukup berani untuk tampil didepan umum.
c.
Menempatkan diri lebih
rendah dibandingkan orang lain.
Bila individu
mempunyai konsep diri seperti ini maka dia cenderung mempunyai perasaan “inferior”.
Individu merasa harga dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain atau
perasaan “minder”. Manifestasi perasaan “inferior” ini ada 2
macam, yaitu :
ü
Kurang percaya diri, takut
atau cemas berhadapan dengan orang lain, menarik diti dari pergaulan, tidak
berani tampil, pemalu, pendiam, gugup atau nervous.
ü
Melakukan kompensasi untuk
mendapat “perasaan superior”.
Menurut Adler dan mahasiswanya Kunkle,
bahwa individu yang mempunyai perasaan “inferior” akan merasa tidak
enak, tidak nyaman, tegang, cemas, takut, dsb. Individu berusaha mengatasi
hal-hal tersebut dengan melakukan upaya-upaya agar mendapatkan perasaan “superior”.
Upaya individu yang dimaksud disebut sebagai “KONPENSASI”.
Ada 2 macam konpensasi individu
yaitu :
a.
Kompensasi positif (+)
yaitu :
J
Berusaha menonjol dibidang
yang lemah.
J
Berusaha menonjol dibidang
lain.
b.
Kompensasi negatif (-)
yaitu :
J
Agar manpak menonjol maka
perlu untuk “merendahkan” orang lain.
J
Mengingkari realitas
dirinya sehingga justru bersikap sombang, merasa diri paling hebat over confident
(terlalu percaya diri), merehkan orang lain, mennag sendiri, tidak mau menerima
pendapat orang lain, dll.
Menurut Adler rasa rendah diri
(Inferioritas) yang sangat disebut Kompleks Inferior. Individu biasanya
mengasingkan dir, dimana hal tersebut justru akan memperhebat rasa harga diri
rendah. Akibat selanjutnya individu akan mengembangkan daya hidup yang
patologis dengan emosi yang tidak stabil, sehingga sikap terhadap dunia luar
berubah-ubah. Kadang-kadang bersikap taat-menurut-tunduk (seperti sikap wanita
pada umumnya), kadang-kadang bersikap keras
kepala-pemberontak-tukangprotes-mbandel (seperti sikap pria atau maskulin).
Kadang-kadang ada konflik mengenai sikap yang mana seharusnya yang akan dipilih
(taat ataukah memberontak). Dalam keadaan demikian individu sering menunjukkkan
sikap maskulin dan feminin secara bersamaan yang disebut psychis
hermaphroditisme. Bila hal ini semakin parah maka akan berkembang
menjadi psikosa manis-depresi.
Manurut Adler ada 3 kondisi yang
menyebabkan kompleks Inferioritas atau merasa harga diri rendah, yaitu :
a.
Cacat Jasmani
Cacat jasmani
dianggap oleh individu sebagai kekurangan, hal ini merupakan bibit inferioritas
yang akan berkembang menjadi Kompleks Inferioritas bila lingkungan berlaku
kurang bijaksana. Orang yang merasa inferior akan melakukan
kompensasi-kompensasi, semu atau negatif (-). Misalnya dengan merendahkan orang
lain, sombang, sok pintar, tidak mau kalah, dll. Hal ini dapat mengarahkan ke
perilaku patologis.
b.
Anak yang terbiasa
dimanjakan dan over protected
Anak yang
tebiasa dibantu dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab, dipenuhi segala
kebutuhannya, diberi kemudahan-kemudahan di rumah, maka bila dia mengetahui
bahwa tidak semua orang diluar rumahnya memperlakukan demikian serta banyak
orang lain solusinya dapat melaksanakan tugas sendiri akan merasa tidak
berdaya. Hal ini merupakan bibit inferioritas.
c.
Anak dididik otoriter
Anak yang
diperlakukan keras, selalu disalahkan, selalu dikritik, tidak diterima
alasannya atau pendapatnya, tidak kenal kompromi, bahkan ada hukuman fisik bila
melakukan kesalahan menyebabkan timbulnya perasaan bersalah, tidak becus, tidak
mampu, dll. Hal ini merupakan bibit inferioritas.
3.
Gustav Yung (Aliran
Psiko Analitis)
Yang mendiskripsikan kepribadian seseorang
manusia menjadi 2 kategori besar, berdasarkan orientasi individu dalam
hidupnya, yaitu :
a.
Tipe Introvert
Sekumpulan
ciri-ciri sifat yang bersumber dari orientasi individu kedalam dirinya sendiri,
yang manifes dalam bentuk : pendiam, tidak banyak bicara, tertutup, pandai
menyimpan perasaan-keinginan-pikirannya, pandai menyimpan rahasia, suka
menulis.
b.
Tipe Ekstrovert
Sekumpulan
ciri-ciri sifat yang bersumber dari orientasi individu ke luar (masyarakat),
yang menifes dalam bentuk ramah, banyak omong, terbuka, suka memberi, tdak
dapat menyimpan perasaan-keinginan-pikiranya, tidak dapat menyimpan rahasia.
4.
Karen Horney (Aliran
Neo Freudianisme)
Menurut Horney kepribadian individu
dipengaruhi oleh perlakukan dan sikap lingkungan terhadapnya. Perlakukan yang
tidak proposional atau yang tidak baik yang menyebabkan kecemasan, merupakan
sumber dari gangguan kepribadian yang disebut “kompleks”.
Adapun macam kompleks itu adalah :
a.
Odipus kompleks
Odipus kompleks
adalah pria belia yang suka atau tertarik kepada yang usianya jauh diatasnya.
Bila anak kecil
yang berjenis kelamin pria hidup berada dilingkungan para wanita dewasa yang
selalu melindunginya, memanjakannya, selalu menyanyainya dengan berlebihan,
maka kelak ketika dewasa suka memilih pacar atau pasangan hidup yang usianya
jauh lebih tua.
b.
Elektra kompleks
Elektra
kompleks adalah wanita belia
c.
Delaila kompleks
d.
Kastrasi kompleks
5.
Erick Fromm (Aliran
Neo-Freudianisme)
6.
Spranger (Teori
Kebudayaan)
Menurut spanger yang melandasi sifat manusia
adalah 6 macam nilai kebudayaan yang ada tiap individu, dan kenyataan bahwa
biasanya hanya salah satu nilai sajalah yang dominan. Berdasarkan nilai yang
dominan inilah Spranger menggolongkan kepribadian dalam 6 golongan, yaitu :
1)
Tipe Manusia Teori
Nilai
kebudayaan yang menonjol dalam hidupnya adalah Ilmu Pengetahuan.
Ciri-ciri
sifatnya sbb :
a.
Cita-cita utamanya adalah
mencapai kebenaran
b.
Obyektif
c.
Serius
d.
Kurang memperhatikan
masalah kekayaan, kesenangan hidup atau hiburan dan keindahan
e.
Masa bodoh terhadap
lingkungan sosial
f.
Tidak tertarik pada masalah
politik
2)
Tipe Manusia Ekonomi
Nilai
kebudayaan yang menonjol adalah ekonomi atau keuangan
Ciri-ciri
sifatnya sbb :
a.
Banyak gagasan sifatnya
praktis, simpel atau efesien.
b.
Menendang segala sesuatu
dari nilai kegunaan atau nilai ekonomisnya
c.
Pelit atau kikir
d.
Hemat
e.
Egois dan egosentris
f.
Teman atau sahabat adalah
mereka yang berguna bagi dirinya
3)
Tipe Manusia Esthetis
Nilai
kebidayaan yang menonjol adalah kesenian atau keindahan.
Ciri-ciri
sifatnya sbb :
a.
Mengutamakan keselarasan
dan keserasian
b.
Pasif
c.
Cenderung individualis
d.
subyektif
4)
Tipe Manusia Religius
Niali
kebudayaan yang menonjol adalah keagamaan
Ciri-ciri
sifatnya sbb :
a.
Patuh atau taat
b.
Mengutamakan nilai moral
agama
c.
Kurang mementingkan duniawi
d.
Pasrah atau sabar
e.
Pandai mencari hikmah dari
hal-hal yang dialami yang sifatnya kurang menyenangkan
f.
Mamahami tiap kejadian
dalam hidupnya dengan penuh makna
5)
Tipe Manusia Sosial
Nilai kebudayaan
yang menonjol adalah kemasyarakatan.
Ciri-ciri
sifatnya sbb :
a.
Suka memberi
b.
Berani berkorban uang atau
untuk orang lain
c.
Empati
d.
Ramah
e.
Peduli terhadap penderitaan
orang lain
f.
Perasaan belas kasih kepada
orang lain
6)
Tipe Manusia Politik
Nilai
kebudayaan yang menonjol adalah kekuasaan atau politik.
Ciri-ciri
sifatnya sbb :
a.
Berusaha mempengaruhi orang
lain dengan ide-idenya.
b.
Memperoleh status sosial
yang tinggi atau dihormati.
c.
Suka mengatur orang sesuai
dengan keinginannya
7.
Sheldon, Kreatchmer,
dkk (Teori Konstitusi)
Sifat-sifat individu-individu berkaitan
dengan tipe bentuk tubuh.
1)
Tipe Bentuk Tubuh Endomorf
(Pendek Dan Gemuk)
a.
Releks atau santai
b.
Suka hiburan dan humoris
c.
Ramah
d.
Gemar makan-makan
e.
Bayak teman
f.
Terbuka
g.
Bila menghadapi kesukaran
membutuhkan orang lain
h.
Tidur nyenyak
2)
Tipe Bentuh Tubuh Mesomorf
(Proposional)
a.
Berwibawa
b.
Gagah dan perkasa (energik)
c.
Formal, serius
d.
Suka berterus terang
e.
Aktif
f.
Nampak lebih dewasa
dibandingkan usianya
g.
Bila menghadapi kesukaran membutuhkan
aktifitas fisik atau gerakan
3)
Tipe Bentuk Tubuh Ectomorf
(Tinggi Dan Kurus)
a.
Ragu-ragu
b.
Kurang percaya diri
c.
Pasif
d.
Pendiam atau tidak banyak
bicara
e.
Tertutup atau menarik diri/
tidak suka bergaul
f.
Kurang berani berhadapan
dengan orang lain
g.
Suaranya kurang bebas atau
kurang asertif (berani menolak)
h.
Suka aktifitas yang
sifatnya rutin dan hidup teratur
i.
Bila menghadapi kesukaran/
problem butuh mengasingkan diri
8.
Hipocrates-Galenus
(Aliran Filsafat atau Teori
Temperamental dan Tipologi)
Menurut Hipocrates-Galenus sifat manusia
ditentukan oleh dominasi macam aliran dalam tubuhnya. Ada 4 macam cairan dalam
tubuh manusia yang mana ada salah satu dari 4 macam itu yang dominan sehingga
menentukan temperamen individu tersebut. Berdasar dominasi macam cairan
tersebut Hipocrates-Galenus membagi manusia menjadi 4 tipe yaitu :
1)
Tipe Kholeris
Yang dominan
cairan empedu kuning (unsur tanah) sehingga sifatnya kering.
Ciri-ciri
sifatnya :
a.
Semangat dan aktif
b.
Kerja keras
c.
Daya juang besar
d.
Perasaan mudah terbakar
e.
Optimis
2)
Tipe Melankholis
Yang dominan
cairan empedu hitam (unsur air) sehingga sifatnya basah.
Ciri-ciri
sifatnya :
a.
Sendu dan muram
b.
Pendiam
c.
Mudah kecewa
Kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan
keinginannya.
d.
Pasif
e.
Pasrah
f.
Daya juang kecil
g.
Perasaan sensitive/ peka
3)
Tipe Plegmatis
Yang dominan
cairan lendir (unsur udara) sehingga sifatnya dingin.
Ciri-ciri
sifatnya :
a.
Sikapnya dingin berwibawa
b.
Kalem, tenang, dan tidak
terburu-buru
c.
Percaya diri sehingga tidak
mudah terpengaruh
d.
Setia
e.
Tidak mudah berubah
f.
Teguh pada pendirian dan
nilai moral
4)
Tipe Sanguinis
Yang dominan
cairan darah (unsur api) sehingga sifatnya panas.
Ciri-ciri
sifatnya :
a.
Mudah berubah-ubah
b.
Ramah
c.
Kurang dapat menghayati
makna hidup
d.
Seenaknya sendiri
e.
Egois dan kurang setia