Senin, 28 November 2011

PERSONALITY


PERSONALITY

Personality atau kepribadian adalah sekumpulan sifat-sifat (trait) yang dimiliki individu yang mana sifat-sifat tersebut selanjutnya akan nampak atau manifes dalam bentuk perilaku.
Ada banyak tokoh atau aliran psikologi yang mencoba untuk menjelaskan arti kepribadian, strukturnya, dinamikanya, perkembangannya, serta macam atau tipenya. Adapun tokoh atau aliran tersebut adalah sbb :
1.     Freud (Aliran Psikonalisa)
Menurut Freud struktur kepribadian ada 3 macam, yang mana dinamika dan perkembangan kepribadian ditentukan hasil kerja atau berfungsi tidaknya ketiga struktur kepribadian tersebut.
Adapun stuktur kepribadian yang dimaksud sbb :
a.      ID
Merupakan kekuatan (daya) hidup yang berwujud nafsu atau instink, yang merupakan sumber dari segala sumber energi psikis.
ID merupakan salah satu aspek konasi dalam jiwa yang sifatnya bawaan kodrati/ instinktif.
Freud tidak menerangkan bagaimana perubahan energi biologis ke energi psikis ini. Menurut Freud nafsu-nafsu yang terdapat pada lapisan ketidaksadaran ini selalu berusaha untuk mendapatkan kepuasan dan menghindari segala yang tidak menyenangkan/ ketegangan.
Jalan yang ditempuh ID untuk mendapatkan kepuasan adalah dengan cara:
Ø  Gerakan Refleks
Ø  Proses Primer (Berkhayal atau Fanasi)
Cara ini sesungguhnys tidsk menghilangkan ketegangan jiwa akibat obyek tidak ditemulan, melainkan hanya mengurangi ketegangan.
b.     EGO
Adalah struktur kepribadian yang terbentuk dari interaksi antar faktor kematangan dan bawaan dengan faktor lingkungan.
Fungsi EGO adalah mengatur ID untuk mencari obyek pemuas.
EGO dalam menjalankan fungsinya menggunakan prinsip Realita atau kenyataan. Artinya memandu menunda kepuasan nafsu, maka EGO harus mampu menahan ketegangan sampai obyek pemuas didapatkan. Artinya EGO mengatur ID dalam mendapatkan kepuasan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam dunia obyektif.
Jalan yang ditempuh EGO untuk menjalankan fungsinya adalah :
Ø  Proses Sekunder
Yaitu berfikir dan menimbang-nimbang, mencari cara untuk mendapatkan obyek atau bentuk-bentuk kepuasan sesuai dengan kenyataan.
c.      SUPER EGO
Adalah struktur kepribadian yang terbentuk melalui pendidikan tentang norma-norma masyarakat, keluarga, agama, adat istiadat, atau kenyakinan yang bersifat mulia menuju kesempurnaan hidup.
Artinya SUPER EGO memberi pertimbangan kepada ID apakah dorongan itu baik atau buruk, benar atau salah, haram atau halal, mulia atau hina, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dsb.
Bila dorongan ID dinilai SUPER EGO baik, benar, halal, mulia, atau pantas maka ID tersebut diijinkan keluar oleh SUPER EGO untuk manifes dalam alam kesadaran dalam bentuk tingkah laku.
Menurut Freud ada 2 macam aspek SUPER EGO yaitu
1)     EGO IDEAL
Yaitu gambaran tentang hal-hal yang baik.
2)     CONCIENCE
Yaitu gambaran tentang hal-hal yang jelek.
Jalan yang ditempuh SUPER EGO untuk menjalankan fungsinya adalah sbb :
·       Mencegah impuls yang manifestasinya melangggar norma-norma masyarakat (terutama dorongan seksual dan agresi).
·       Berjuang menuju kearah kesempurnaan hidup.


DINAMIKA KEPRIBADIAN
Dinamika kepribadian menentukan perkembangan kepribadian individu. Dinamika kepribadian ditentukan oleh 3 komponen jiwa yaitu ID, EGO, dan SUPER EGO. Manusia berbuat atau bertingkah laku karena mempunyai daya atau pendorong untuk berbuat yang berupa nafsu-nafsu (ID), yang selanjutnya ditentukan oleh EGO dan SUPER EGO dalam menguasai dan memperlakukan nafsu-nafsu itu.
Bila fungsi ID, EGO, dan SUPER EGO seimbang maka terbentuklah kepribadian yang matang, sebaliknya bila tidak seimbang maka terbentuklah kepribadian yang menyimpang.
Ada beberapa macam kondisi kemungkinan ketidakseimbangan fungsi itu yaitu :
1)     ID selalu ditekan ke alam bawah sadar
Bila hal itu dilakukan oleh EGO, dengan alasan obyek pemuas tidak ada atau sulit untuk mendapatkannya maka akan menimbulkan perasaan frustasi, kecemasan, ketakutan, kesedihan, konflik, marah dll. Bila hal ini berlangsung dalam waktu lama maka menimbulkan sbb :
J  Psikoneurosa
yang meliputi:
Ä Somatoform (Bentuk Gangguan Fisik)
Ø  Somatosasi (Psikosomatis)
Gangguan somatis yang disebabkan karena faktor kejiwaan, bukan akibat infeksi kuman atau degeneratif organ tubuh. Gangguan somatis ini meliputi gangguan fungsi kelenjar endokrin, eksokrin, dan otot persaraf otonom. Bentuk gangguan itu dapat terlihat dari gangguan : sakit maag, tekanan darah, kadar gula naik, diare, gangguan kesuburan dll. Penanganan somatisasi ini dengan obat dan diteruskan dengan psikoterapi oleh psikolog.
Ø  Histeria
Semacam bentuk kepura-puraan tanpa disadari, tujuannya mencari perhatian atau agar dimaklumi bila tidak melaksanakan tanggung jawab, manifestasinya dalam bentuk gangguan fungsi tubuh namun bila diperiksa secara medis tidak ada satupun jaringan yang rusak.
Contoh :
Mahasiswi yang manja ketika harus mengikuti acara ospek tiba-tiba pingsan. Dengan pinsan menghindari tugas-tugas atau menghindari mengikuti acara-acara ospek.
Ø  Neurastenia
Marasa loyo, tidak bisa bangun, tidak bertenaga, sakit diseluruh persendian, lemah, padahal dari hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan gangguan apapun. Tujuan Neurastenia sebenarnya sana dengan tujuan histeria.
Ø  Hipokondria
Merasa menderita penyakit yang hebat. Namun sesungguhnya dari hasil pemeriksaan medis tidak ada gangguan apaupun.
Ø  Psikalgia
Merasa sakit atau nyeri yang luar biasa, namun sesungguhnya tingkat kenyeriannya tidak seberapa. Jadi ada kesan dihebat-hebatkan.
Ä Phobia
Ketakutan yang amat sangat dan irrasional (tidak masuk akal) terhadap obyek, benda, situasi tertentu.
Contoh :
Seorang gadis takut bayi, seorang remaja takut pisang, takut ketinggian, takut tempat tertutup, takut kegelapan, dll.
Ä Obsesi
Suatu pikiran yang muncul berulang-ulang, tidak mengenal tempat dan waktu, dan bahkan individu tidak menghendaki munculnya pikiran tersebut. Isi pikiran tersebut bisa berupa perintah, informasi, ide, tuduhan, atau tuntutan. Bisa juga isi pikiran berupa masalah seks, alat kelamin, rancangan, dll. Bila individu tidak dapat mengendalikan obsesi berupa perintah, tuntutan, ide atau tuduhan sehingga manifes dalam bentuk tingkah laku, maka disebut Obsesi-Kumpulsi.
Ä Tingkah Laku Stereotipe
Yaitu gerakan yang berulang-ulang sebenarnya merupakan kebiasaan untuk menggerakkan secara sengaja bagian tubuh yang mampu bergerak untuk mendapatkan kelegaan. Karena suatu kebiasaan seperti otomatis, begitu individu tegang maka yang dia butuh kelegaan dengan cara melakukan gerakan yang biasa dilakukan.
Adapun macam tingkah laku Stereotipe tersebut adalah
Ø  Tics
Menggerakkan otot facial
Ø  Motorik
Tangan, kaki, pundak, dsb secara berulang.
Ø  Verbal
Latah yaitu mengucapkan secara berulang-ulang kata-kata tertentu
J  Gangguan Penyesuaian
Gangguan penyesuaian ada 2 yaitu :
è Stress
Yaitu perasaan tertekan, biasanya akibat adanya beban tugas yang banyak sementara waktu penyelesaian yang disediakan sangat terbatas. Aspek jiwa yang terganggu maliputi : kognisi (gangguan konsentrasi, berpikir, memecahkan masalah, membuat konsep, mengingat kembali, mengambil keputusan dll.). Juga aspek Afeksi (sedih, marah, jengkel, takut, cemas dll.).
è Depresi
Yaitu merasa paling tidak beruntung, paling malang, jatuh harga dirinya, malu luar biasa, merasa tidak berguna.
Aspek jiwa yang terganggu meliputi : kognisi, afeksi, dan konasi. Jadi penderita depresi tidak mempunyai dorongan, semangat, motifasi, malas, putus asa. Misalnya : nafsu makan hilang, malas ketemu orang, malas ngomong, malas mandi, dan paling puncak malas hidup atau putus asa sehingga ada keinginan bunuh diri.
J  Mekanisme Pertanhanan EGO
Ä Fiksasi
Berhenti pada satu tahap perkembangan tertentu, tanpa ada motivasi untuk meranjak ke tahap perkembangan selanjutnya walaupun usianya sudah memasuki berkembangan selanjutnya.
Misalnya :
Orang usia 35 tahun ingin tetap seperti remaja, sehingga dandannya masih eksentrik, masih suka kelayapan, cangkrukan, minta pada orang tua dll.
Ä Regresi
Mundur atau turun ke tahap perkembangan sebelumnya. Padahal sudah dapat melampui tahap-tahap perkembangannya dengan sukses.
Misalnya :
Remaja putus cinta, tingkah lakunya menjadi seperti anak kecil lagi. Menangis sambil berguling-guling, menghisap ibu jari, dan bahkan mungkin ngompol lagi.
Ä Proyeksi
Melemparkan kegagalan, kesalahan, keinginan jelek kepada orang lain.
Misalnya :
Seorang pria yang gagal mendapatkan cinta seorang gadis,maka ketika terpojok secara spontan bercerita seolah-olah yang gagal mendapatkan cintanya adalah gadis tersebut
Ä Rasionalisasi
Memberi alasan yang sifatnya spontan tanpa direncanakan yang mana alasan tersebut seolah-olah masuk akal. Namun bila dicermati sesungguhnya alasan tersebut bertentangan dengan motif perbuatannya.
Misalnya :
Seorang remaja yang gagal lulus tes UMPTN, ketka ditanya tentang kegagalan secara tiba-tiba maka secara spontan memberi alasan karena tidak suka fakultas yang dipilih, semua itu karena orang tua, keluarga, dsb. Padahal sejak kelas satu SMU sudah ikut bimbingan belajar dengan serius, belajar soal-soal tes sesuai dengan jurusan yang dipilih dsb.
Bila hal ini yang selalu menekan adalah SUPER EGO, dengan alasan dorongan tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat, keluarga, agama, adat, dan sbb., maka akan terjadi komplek terdesak :
·       Mimpi buruk
·       Somnabolisme
Tidur sambil berjalan, melakukan aktivitas, bahkan mungkin keluar rumah.
·       Salah aktivitas
·       Salah ucap
2)     ID dibelokkan
Alasan EGO membelokkan karena obyek tidak ada, sehingga perlu mengganti dengan obyek lain. Sedangkan alasan SUPER EGO dorongan ID sesuai norma sehingga manifestasinya harus diganti dalam wujud lain agar diterima oleh masyarakat, keluarga, adat, dan agama atau dalam wujud yang lebih mulia.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya :
Ä Sublimasi
Yaitu menyalurkan dorongan dalam tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat.
Misalnya :
Orang yang mempunyai dorongan agresi yang tinggi, memilih karir sebagai petinju.
Ä Identifikasi
Meniru tingkah laku orang menjadi sumber permasalada kemurahan atau ketegangan jiwanya, dengan harapan ada kemurahan hati sehingga ID dapat memperoleh obyek pemuas.
Ä Fantasi
Yaitu memperoleh kepuasan dengan melamun atau membayangkan.
Misalnya :
Seorang mahasisiwa yang mengikutu kuliah sejak pagi namun belum sarapan sehingga lapar, sementara tidak ada makanan maka dia membayangkan makan bakso dan minum es degan.
Ä Pembentukan Reaksi
Yaitu perilaku untuk menutupi impuls atau dorongan yang menimbulkan kecemasan dengan menonjolkan dorongan yang berlawanan dengan kata hatinya.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak suka pada seorang dosen, maka ketika ketemu justru dia menawarkan jasa kebaikan untuk membawakan tasnya, memarkirkan sepedah motornya, dll.
Ä Displascement
Mengganti obyek pemuas dengan uang lainnya.
Misalnya :
Seorang gadis yang patah hati, memilih menjadi biarawati. Dia menggantikan obyek cintanya dari pria kemasyarakat agamanya.
3)     ID dibiarkan semaunya
Karena EGO dan SUPER EGO tidak berfungsi. ID seenaknya keluar ke alam kesadaran tanpakontrol atau arahan dari EGO dan SUPER EGO.
ü  Bila yang membiarkan EGO
Maka akan menyebabkan kepribadian yang IN-Adequat atau tidak matang.
Ciri-ciri kepribadian IN-Adequat antara lain :
Ø  Mudah berubah-ubah (tidak tetap pendirian)
Ø  Mudah dipengaruhi orang lain
Ø  Tidak dapat mempertahankan motivasi
Ø  Impuls
Ø  Malakukan kejahatan kacil-kecilan
Ø  Emosi tidak stabil
Ø  Seolah-olah lemah mental
ü  Bila yang mebiarkan adalah SUPER EGO,
Maka akan menyebabkan :
Ö Tingkah laku Phatologis
Ø  Penjudi
Ø  Pecandu
Ø  Pemabuk
Ø  Prostitusi/ peraturan
Ø  Gelandangan
Ö Tingkah laku Kriminal
Ø  Pembunuh
Ø  Pencuri
Ø  Perampok
Ø  Pemerkosa
Ö Tingkah laku Antisosial
Ø  Berkelahi/ tawuran
Ø  Propokator
Ø  Pembuat keonaran
Ø  Anti kempanan (coret-coret, merusak taman, merusak sarana umum, dll.)
Ø  Pelecehan seksual
1)     Memandang/ milirik dengan sifat yang menggoda
2)     Komentar/ verbal yang sifatnya cabul
3)     Upaya-upaya curi-curi kesempatan untuk menyentuh
4)     Kencan memaksa
5)     Peluk, cium secara paksa
6)     Ajakan berbuat mesum
7)     Upaya bersentuhan badan (pemerkosaan)
Ö Gangguan Psikoseksual
Ø  Pedopilia
Terangang secara seksual kepada obyek anak-anak kecil, bukan kepada orang dewasa atau remaja.
Ø  Bestility
Bersetubuh dengan patner binatang.
Ø  Veweurisme
Suka mengintip atau melihat orang telanjang atau orang sedang melakukan hubungan seksual.
Ø  Transeksual
Merasa menjadi jenis kelamin yang lain (waria).
Ø  Transvishisme
Terangsang secara seksual bila mengenakan atribut lawan jenis misalnya dasternya, jepit rambut, celana dalam, BH, dll.
Ø  Sadisme
Terangsang secara seksual bila menyakiti patner seksual. Menyakiti dalam bentuk verbal maupun fisik.
Ø  Masokhisme
Terangsang secara seksual bila disakiti patner seksualnya.
Ø  Homoseksual/ Lesbian
Tertarik secara seksual kepada jenis kelamin yang sama dengan dirinya.
Ø  Hiperseks/ Nempho Maniak
Aspirasi seks yang berlebihan.
Ø  Fetishisme
Terangsang bila memiliki atribut erotisme lawan jenis, biasany suka mencuri celana dalam, BH, baju dalam, dll.
Ø  dll
2.     Adlre & Kunkle (Individual Psikologi)
Menurut Adler kepribadian seseorang berkembang dimulai dari “konsep diri”. Konsep diri adalah gambaran seseorang tentang dirinya sebagai hasil usaha membandingkan dengan orang lain.
Konsep diri ada 3 macam :
a.      Menempatkan diri lebih tinggi dibandingkan orang lain.
Bila individu mempunyai konsep diri seperti ini maka dia cenderung mempunyai perasaan “lebih” dibandingkan orang lain atau disebut perasaan “superior”. Manifestasi hebat over confident (terlalu percaya diri), meremehkan orang lain, menang sendiri, tidak mau menerima pendapat orang lain, dll.
b.     Menempatkan diri sama atau sejajar dengan orang lain.
Bila individu mempunyai konsep diri seperti ini maka dia cenderung mempunyai perasaan “sama” dengan orang lain. Individu merasa kalau orang mampu pasti dirinya juga mampu, bila banyak orang tidak mampu maka dia merasa wajar bila juga tidak mampu. Manifestasi perasaan “sama” tersebut antara lain : cukup percaya diri, menghargai orang lain, menghormati orang lain, mempunyai perasaan empati, dapat menerima pendapat orang lain, cukup berani untuk tampil didepan umum.
c.      Menempatkan diri lebih rendah dibandingkan orang lain.
Bila individu mempunyai konsep diri seperti ini maka dia cenderung mempunyai perasaan “inferior”. Individu merasa harga dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain atau perasaan “minder”. Manifestasi perasaan “inferior” ini ada 2 macam, yaitu :
ü  Kurang percaya diri, takut atau cemas berhadapan dengan orang lain, menarik diti dari pergaulan, tidak berani tampil, pemalu, pendiam, gugup atau nervous.
ü  Melakukan kompensasi untuk mendapat “perasaan superior”.

Menurut Adler dan mahasiswanya Kunkle, bahwa individu yang mempunyai perasaan “inferior” akan merasa tidak enak, tidak nyaman, tegang, cemas, takut, dsb. Individu berusaha mengatasi hal-hal tersebut dengan melakukan upaya-upaya agar mendapatkan perasaan “superior”. Upaya individu yang dimaksud disebut sebagai “KONPENSASI”.
Ada 2 macam konpensasi individu yaitu :
a.      Kompensasi positif (+) yaitu :
J  Berusaha menonjol dibidang yang lemah.
J  Berusaha menonjol dibidang lain.
b.     Kompensasi negatif (-) yaitu :
J  Agar manpak menonjol maka perlu untuk “merendahkan” orang lain.
J  Mengingkari realitas dirinya sehingga justru bersikap sombang, merasa diri paling hebat over confident (terlalu percaya diri), merehkan orang lain, mennag sendiri, tidak mau menerima pendapat orang lain, dll.

Menurut Adler rasa rendah diri (Inferioritas) yang sangat disebut Kompleks Inferior. Individu biasanya mengasingkan dir, dimana hal tersebut justru akan memperhebat rasa harga diri rendah. Akibat selanjutnya individu akan mengembangkan daya hidup yang patologis dengan emosi yang tidak stabil, sehingga sikap terhadap dunia luar berubah-ubah. Kadang-kadang bersikap taat-menurut-tunduk (seperti sikap wanita pada umumnya), kadang-kadang bersikap keras kepala-pemberontak-tukangprotes-mbandel (seperti sikap pria atau maskulin). Kadang-kadang ada konflik mengenai sikap yang mana seharusnya yang akan dipilih (taat ataukah memberontak). Dalam keadaan demikian individu sering menunjukkkan sikap maskulin dan feminin secara bersamaan yang disebut psychis hermaphroditisme. Bila hal ini semakin parah maka akan berkembang menjadi psikosa manis-depresi.

Manurut Adler ada 3 kondisi yang menyebabkan kompleks Inferioritas atau merasa harga diri rendah, yaitu :
a.      Cacat Jasmani
Cacat jasmani dianggap oleh individu sebagai kekurangan, hal ini merupakan bibit inferioritas yang akan berkembang menjadi Kompleks Inferioritas bila lingkungan berlaku kurang bijaksana. Orang yang merasa inferior akan melakukan kompensasi-kompensasi, semu atau negatif (-). Misalnya dengan merendahkan orang lain, sombang, sok pintar, tidak mau kalah, dll. Hal ini dapat mengarahkan ke perilaku patologis.
b.     Anak yang terbiasa dimanjakan dan over protected
Anak yang tebiasa dibantu dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab, dipenuhi segala kebutuhannya, diberi kemudahan-kemudahan di rumah, maka bila dia mengetahui bahwa tidak semua orang diluar rumahnya memperlakukan demikian serta banyak orang lain solusinya dapat melaksanakan tugas sendiri akan merasa tidak berdaya. Hal ini merupakan bibit inferioritas.
c.      Anak dididik otoriter
Anak yang diperlakukan keras, selalu disalahkan, selalu dikritik, tidak diterima alasannya atau pendapatnya, tidak kenal kompromi, bahkan ada hukuman fisik bila melakukan kesalahan menyebabkan timbulnya perasaan bersalah, tidak becus, tidak mampu, dll. Hal ini merupakan bibit inferioritas.
3.     Gustav Yung (Aliran Psiko Analitis)
Yang mendiskripsikan kepribadian seseorang manusia menjadi 2 kategori besar, berdasarkan orientasi individu dalam hidupnya, yaitu :
a.      Tipe Introvert
Sekumpulan ciri-ciri sifat yang bersumber dari orientasi individu kedalam dirinya sendiri, yang manifes dalam bentuk : pendiam, tidak banyak bicara, tertutup, pandai menyimpan perasaan-keinginan-pikirannya, pandai menyimpan rahasia, suka menulis.
b.     Tipe Ekstrovert
Sekumpulan ciri-ciri sifat yang bersumber dari orientasi individu ke luar (masyarakat), yang menifes dalam bentuk ramah, banyak omong, terbuka, suka memberi, tdak dapat menyimpan perasaan-keinginan-pikiranya, tidak dapat menyimpan rahasia.
4.     Karen Horney (Aliran Neo Freudianisme)
Menurut Horney kepribadian individu dipengaruhi oleh perlakukan dan sikap lingkungan terhadapnya. Perlakukan yang tidak proposional atau yang tidak baik yang menyebabkan kecemasan, merupakan sumber dari gangguan kepribadian yang disebut “kompleks”.
Adapun macam kompleks itu adalah :
a.      Odipus kompleks
Odipus kompleks adalah pria belia yang suka atau tertarik kepada yang usianya jauh diatasnya.
Bila anak kecil yang berjenis kelamin pria hidup berada dilingkungan para wanita dewasa yang selalu melindunginya, memanjakannya, selalu menyanyainya dengan berlebihan, maka kelak ketika dewasa suka memilih pacar atau pasangan hidup yang usianya jauh lebih tua.
b.     Elektra kompleks
Elektra kompleks adalah wanita belia
c.      Delaila kompleks
d.     Kastrasi kompleks
5.     Erick Fromm (Aliran Neo-Freudianisme)
6.     Spranger (Teori Kebudayaan)
Menurut spanger yang melandasi sifat manusia adalah 6 macam nilai kebudayaan yang ada tiap individu, dan kenyataan bahwa biasanya hanya salah satu nilai sajalah yang dominan. Berdasarkan nilai yang dominan inilah Spranger menggolongkan kepribadian dalam 6 golongan, yaitu :
1)     Tipe Manusia Teori
Nilai kebudayaan yang menonjol dalam hidupnya adalah Ilmu Pengetahuan.
Ciri-ciri sifatnya sbb :
a.      Cita-cita utamanya adalah mencapai kebenaran
b.     Obyektif
c.      Serius
d.     Kurang memperhatikan masalah kekayaan, kesenangan hidup atau hiburan dan keindahan
e.      Masa bodoh terhadap lingkungan sosial
f.      Tidak tertarik pada masalah politik
2)     Tipe Manusia Ekonomi
Nilai kebudayaan yang menonjol adalah ekonomi atau keuangan
Ciri-ciri sifatnya sbb :
a.      Banyak gagasan sifatnya praktis, simpel atau efesien.
b.     Menendang segala sesuatu dari nilai kegunaan atau nilai ekonomisnya
c.      Pelit atau kikir
d.     Hemat
e.      Egois dan egosentris
f.      Teman atau sahabat adalah mereka yang berguna bagi dirinya
3)     Tipe Manusia Esthetis
Nilai kebidayaan yang menonjol adalah kesenian atau keindahan.
Ciri-ciri sifatnya sbb :
a.      Mengutamakan keselarasan dan keserasian
b.     Pasif
c.      Cenderung individualis
d.     subyektif
4)     Tipe Manusia Religius
Niali kebudayaan yang menonjol adalah keagamaan
Ciri-ciri sifatnya sbb :
a.      Patuh atau taat
b.     Mengutamakan nilai moral agama
c.      Kurang mementingkan duniawi
d.     Pasrah atau sabar
e.      Pandai mencari hikmah dari hal-hal yang dialami yang sifatnya kurang menyenangkan
f.      Mamahami tiap kejadian dalam hidupnya dengan penuh makna
5)     Tipe Manusia Sosial
Nilai kebudayaan yang menonjol adalah kemasyarakatan.
Ciri-ciri sifatnya sbb :
a.      Suka memberi
b.     Berani berkorban uang atau untuk orang lain
c.      Empati
d.     Ramah
e.      Peduli terhadap penderitaan orang lain
f.      Perasaan belas kasih kepada orang lain
6)     Tipe Manusia Politik
Nilai kebudayaan yang menonjol adalah kekuasaan atau politik.
Ciri-ciri sifatnya sbb :
a.      Berusaha mempengaruhi orang lain dengan ide-idenya.
b.     Memperoleh status sosial yang tinggi atau dihormati.
c.      Suka mengatur orang sesuai dengan keinginannya
7.     Sheldon, Kreatchmer, dkk (Teori Konstitusi)
Sifat-sifat individu-individu berkaitan dengan tipe bentuk tubuh.
1)     Tipe Bentuk Tubuh Endomorf (Pendek Dan Gemuk)
a.      Releks atau santai
b.     Suka hiburan dan humoris
c.      Ramah
d.     Gemar makan-makan
e.      Bayak teman
f.      Terbuka
g.     Bila menghadapi kesukaran membutuhkan orang lain
h.     Tidur nyenyak
2)     Tipe Bentuh Tubuh Mesomorf (Proposional)
a.      Berwibawa
b.     Gagah dan perkasa (energik)
c.      Formal, serius
d.     Suka berterus terang
e.      Aktif
f.      Nampak lebih dewasa dibandingkan usianya
g.      Bila menghadapi kesukaran membutuhkan aktifitas fisik atau gerakan
3)     Tipe Bentuk Tubuh Ectomorf (Tinggi Dan Kurus)
a.      Ragu-ragu
b.     Kurang percaya diri
c.      Pasif
d.     Pendiam atau tidak banyak bicara
e.      Tertutup atau menarik diri/ tidak suka bergaul
f.      Kurang berani berhadapan dengan orang lain
g.     Suaranya kurang bebas atau kurang asertif (berani menolak)
h.     Suka aktifitas yang sifatnya rutin dan hidup teratur
i.       Bila menghadapi kesukaran/ problem butuh mengasingkan diri
8.     Hipocrates-Galenus
(Aliran Filsafat atau Teori Temperamental dan Tipologi)
Menurut Hipocrates-Galenus sifat manusia ditentukan oleh dominasi macam aliran dalam tubuhnya. Ada 4 macam cairan dalam tubuh manusia yang mana ada salah satu dari 4 macam itu yang dominan sehingga menentukan temperamen individu tersebut. Berdasar dominasi macam cairan tersebut Hipocrates-Galenus membagi manusia menjadi 4 tipe yaitu :
1)     Tipe Kholeris
Yang dominan cairan empedu kuning (unsur tanah) sehingga sifatnya kering.
Ciri-ciri sifatnya :
a.      Semangat dan aktif
b.     Kerja keras
c.      Daya juang besar
d.     Perasaan mudah terbakar
e.      Optimis
2)     Tipe Melankholis
Yang dominan cairan empedu hitam (unsur air) sehingga sifatnya basah.
Ciri-ciri sifatnya :
a.      Sendu dan muram
b.     Pendiam
c.      Mudah kecewa
Kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.
d.     Pasif
e.      Pasrah
f.      Daya juang kecil
g.     Perasaan sensitive/ peka
3)     Tipe Plegmatis
Yang dominan cairan lendir (unsur udara) sehingga sifatnya dingin.
Ciri-ciri sifatnya :
a.      Sikapnya dingin berwibawa
b.     Kalem, tenang, dan tidak terburu-buru
c.      Percaya diri sehingga tidak mudah terpengaruh
d.     Setia
e.      Tidak mudah berubah
f.      Teguh pada pendirian dan nilai moral
4)     Tipe Sanguinis
Yang dominan cairan darah (unsur api) sehingga sifatnya panas.
Ciri-ciri sifatnya :
a.      Mudah berubah-ubah
b.     Ramah
c.      Kurang dapat menghayati makna hidup
d.     Seenaknya sendiri
e.      Egois dan kurang setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar